Waktu berlalu dengan luar biasa cepat, melesat dan sekarang sudah menginjak minggu kedua di bulan Juli. Minggu depan Lebaran pun tiba! Begitu banyak rencana dan keinginan untuk membuat ini dan itu namun begitu sedikit waktu yang tersisa, membuat saya sedikit terengah dan bingung hendak dimulai dari mana. Lebaran tahun ini semua keluarga saya akan berkumpul di Jakarta. Ibu saya, sepaket bersama Bu Lik Harti, akan datang dari Paron. Demikian pula kakak dan kakak ipar saya, Wulan dan Mas Moko, bersama Ellan, putranya, akan datang sehari sebelum Lebaran dari Batam. Tedy, Diar dan si imut Kirana yang semakin menggemaskan pada Lebaran tahun ini tidak akan mudik ke Ungaran, kampung halaman Diar, sehingga kami semua bisa berkumpul di Jakarta. Yeay! Saya begitu happy membayangkan betapa ramainya rumah adik saya, Wiwin, di Mampang, yang akan menjadi base camp kami semua. ^_^
Tahun lalu, saya tidak bisa berkumpul dengan keluarga di hari Lebaran karena terbang ke Eropa. Saat itu diorganisir oleh kakak saya, maka seluruh keluarga melakukan tur ke Singapura dan Johor. Walau Wulan cukup mencak-menacak ketika saya memilih tur saya sendiri ke destinasi yang berbeda, namun akhirnya hanya bisa menghela nafas pasrah, "Ya sudah, pergi sana jalan-jalan ke Eropa. Siapa yang sanggup menolak bukan"?
Nah Lebaran kali ini kami tidak akan kemana-mana, cukup menghabiskan hari libur Lebaran dengan berkumpul bersama selama beberapa hari di Jakarta. Untuk itu Wiwin sebagai tuan rumah pun mulai sibuk mempersiapkan menu, dan mengirimkan sinyal SOS ke saya. "Aku nggak bisa cuti sebelum Lebaran nih, apa kita beli makanan matang saja ya? Restoran mana yang bisa direkomendasikan"? Beli? Huh, nanti dulu! "Jangan beli, kita masak saja seperti biasa. Opor ayam, ketupat, sayur godog, rendang. Nggak susah, ntar aku yang masak." Adik saya terlihat mulai lega dan justru mengajukan diri, "Oke, aku tambah dengan soto daging dan udang balado saja ya. Ntar aku isi sekalian freezernya dengan bahan-bahan mentah." Menu pun mulai disusun dan saya menambahkan beberapa hidangan pembuka dan penutup membuat list menjadi panjang."Yakin bisa dimasak semua? Nggak ada asisten hari itu lho." Tanya Wiwin khawatir. Sambil nyengir lebar saya berkata, "Tenang, kan ada bala bantuan dari Paron, Mama dan Bu Lik. Kita manfaatkan saja." Rencana anak yang kurang ajar. ^_^
Di keluarga kami, sejak tinggal di Paron, maka membuat kue kering saat Lebaran tidak lagi menjadi tradisi. Berbeda ketika masih tinggal di Tanjung Pinang, dimana kue kering merupakan salah satu makanan yang kudu ada mendampingi hidangan utama lainnya. Alm. Nenek saya di Paron memiliki kue-kue wajibnya sendiri yang dibuatnya jauh-jauh hari sebelum hari Kemenangan itu tiba. Madu mongso, rengginang, opak ketela adalah jajanan andalan Mbah Wedhok, panggilan kami untuk beliau. Mbah akan mulai membuat tape ketan hitam sebaskom besar sebagai bahan dasar madu mongso, memasaknya bersama gula dan santan hingga kental dan bisa dipulung sebesar jempol.
Ketika adonan matang dan siap dibungkus, kami para cucu akan duduk di atas tikar mengelilingi baskom berisi adonan. Ada yang bertugas menggunting kertas minyak pembungkus madu mongso, ada yang membentuk adonan kehitaman itu menjadi bulat lonjong dan sisanya membungkusnya dengan kertas minyak warna warni seperti layaknya bungkusan permen. Makanan ini selalu tersedia di setiap rumah di Paron, sehingga kami menganggapnya sebagai kue khas Lebaran di sana. Uniknya walau setiap tahun Mbah membuatnya namun kami tidak pernah mencicipi madu mongso itu sama sekali. Alasannya, pertama karena rata-rata anak kecil memang tidak doyan makanan ini dan lebih memilih nastar atau kue semprit. Kedua karena madu mongso buatan Mbah Wedhok rasanya sangat aneh, entah ramuan ajaib apa yang beliau masukkan ke dalamnya, namun yang jelas produk yang satu ini agak gagal. ^_^
Menyediakan kue kering memang bukan tradisi, namun makanan utama yang berat harus selalu ada. Sebagaimana keluarga lainnya di Indonesia yang merayakan Lebaran, maka rendang, ketupat dan sayur bersantan selalu disiapkan di rumah dan disantap beramai-ramai ketika pulang dari sholat Ied. Dulu waktu masih tinggal bersama orang tua di Paron maka dua hari sebelum Lebaran, Ibu telah mempersiapkan janur yang akan dianyam beliau sendiri menjadi ketupat aneka bentuk. Sampai sekarang saya bahkan belum bisa menganyam ketupat sendiri dan bersama Wiwin, lebih memilih selongsong ketupat ready made di pasar. Ketupat-ketupat ini akan dimasak di dandang super besar di halaman belakang dengan menggunakan kayu bakar.
Sebagai sayurnya, Ibu saya akan mengambil beberapa buah pepaya muda yang tumbuh subur di belakang rumah dan kami pun beramai-ramai duduk mendeprok di lantai mengiris si pepaya menjadi ukuran layak makan. Ini terus terang menjadi pekerjaan yang paling saya hindari dari seluruh ritual memasak hidangan Lebaran. Membosankan, lama dan membuat pegal jemari tangan. Kondisi keuangan yang pas-pasan waktu itu membuat Ibu tidak memasak terlalu banyak makanan, namun ketupat, rendang dengan sayur pepaya terasa luar biasa istimewa dan sedap karena hanya bisa dinikmati setahun sekali saja. ^_^
Wokeh, saya akhiri nostalgia saya dan kembali ke resep kue kering lidah kucing yang kali ini saya hadirkan. Selain nastar maka kue ini cukup menjadi favorit saya, karena tipis, garing, empuk dan lumer di mulut kala dikunyah. Fatih, keponakan saya, bahkan sanggup menghabiskan satu stoples sendiri dalam satu kesempatan. Tidak heran karena teksturnya yang renyah dan rasanya yang sedap membuat kita susah berhenti kala telah mengudapnya. Walau saya menyukai kue ini tetapi resepnya belum pernah saya tampilkan di Just Try & Taste padahal di beberapa Lebaran sudah seringkali saya coba. Kondisi hectic saat itu membuat proses dan hasilnya tidak sempat di foto. Biasanya kue ini dibuat ketika putih telur sisa membuat nastar melimpah ruah. Lidah kucing memang membutuhkan putih telur yang dikocok hingga kaku untuk membuat teksturnya renyah.
Lidah kucing versi original |
Proses pembuatannya sendiri sangat mudah, bagian yang krusial mungkin pada tahap pemanggangan. Karena tipis dan fragile maka kue mudah sekali gosong atau kecoklatan ketika suhu oven terlalu tinggi, namun jika kurang dipanggang maka kue menjadi melempem dan hilang sudah tekstur garingnya yang khas. Mengira-ngira suhu yang pas dan waktu pemanggangan yang tepat sepertinya menjadi kunci kesuksesan si lidah kucing. Saya sendiri pada awal pemanggangan karena menginginkan kue yang berwarna kuning keemasan maka buru-buru mengeluarkan loyang dari oven saat tepian kue terlihat mulai kecoklatan. Namun hasilnya adalah kue yang melempem. Saat suhu saya naikkan justru kue menjadi cepat kecoklatan di bagian tepinya sementara permukaannya masih lembek dan basah. Akhirnya suhu oven pun lantas saya turunkan namun waktu memanggang saya lebihkan, hasilnya adalah kue yang matang merata.
Saya memanggangnya menggunakan dua oven yang berbeda yaitu oven listrik dan oven gas. Oven listrik lebih mudah karena suhu bisa diset di angka 150'C, dan saya menggunakan api atas bawah agar matang sempurna. Untuk oven gas, saya hanya menggunakan api di bagian bawah saja dengan api yang saya kecilkan. Waktu memanggang memang menjadi lebih lama namun hasilnya cukup baik. Selain mengecilkan api dan suhu, untuk memastikan bagian dasar kue tidak menjadi cepat gosong adalah dengan meletakkan loyang lainnya di bawah loyang berisi adonan kue, atau meletakkan sehelai loyang di dasar oven yang digunakan. Cara ini membuat panas dari bawah tidak langsung menghajar oven yang dipakai untuk memanggang adonan.
Kue lidah kucing umumnya hadir dengan rasa original, namun anda bisa berkesperimen dengan aneka warna lainnya misalnya lidah kucing rainbow atau green tea dan coklat seperti yang saya buat kali ini. Cukup dengan menambahkan pasta green tea dan coklat ke adonan dasar dan semprotkan adonan dalam garis yang berdempetan. Tidak mau repot? Cukup semprotkan saja adonan dasar kue ini ke loyang dan jadilah kue lidah kucing versi original.
Untuk loyangnya kita bisa menggunakan loyang khusus lidah kucing yang banyak dijual di pasaran. Pastikan loyang di olesi dengan margarine dan ditaburi dengan tepung agar tidak lengket, karena kue ini sangat tipis maka loyang dengan olesan yang kurang akan membuat kue menempel disana. Tidak memiliki loyang khusus? Jangan khawatir, cukup semprotkan saja adonan di permukaan loyang beralas kertas baking. Masukkan adonan ke plastik segitiga khusus atau plastik kiloan biasa, gunting ujung plastik dan semprotkan adonan dengan panjang yang anda inginkan. Untuk rasanya, kue ini sedap, sangat renyah, tidak terlalu manis walau saya akui rasa green teanya kurang nendang. ^_^
Berikut resep dan prosesnya ya.
Saya memanggangnya menggunakan dua oven yang berbeda yaitu oven listrik dan oven gas. Oven listrik lebih mudah karena suhu bisa diset di angka 150'C, dan saya menggunakan api atas bawah agar matang sempurna. Untuk oven gas, saya hanya menggunakan api di bagian bawah saja dengan api yang saya kecilkan. Waktu memanggang memang menjadi lebih lama namun hasilnya cukup baik. Selain mengecilkan api dan suhu, untuk memastikan bagian dasar kue tidak menjadi cepat gosong adalah dengan meletakkan loyang lainnya di bawah loyang berisi adonan kue, atau meletakkan sehelai loyang di dasar oven yang digunakan. Cara ini membuat panas dari bawah tidak langsung menghajar oven yang dipakai untuk memanggang adonan.
Kue lidah kucing umumnya hadir dengan rasa original, namun anda bisa berkesperimen dengan aneka warna lainnya misalnya lidah kucing rainbow atau green tea dan coklat seperti yang saya buat kali ini. Cukup dengan menambahkan pasta green tea dan coklat ke adonan dasar dan semprotkan adonan dalam garis yang berdempetan. Tidak mau repot? Cukup semprotkan saja adonan dasar kue ini ke loyang dan jadilah kue lidah kucing versi original.
Untuk loyangnya kita bisa menggunakan loyang khusus lidah kucing yang banyak dijual di pasaran. Pastikan loyang di olesi dengan margarine dan ditaburi dengan tepung agar tidak lengket, karena kue ini sangat tipis maka loyang dengan olesan yang kurang akan membuat kue menempel disana. Tidak memiliki loyang khusus? Jangan khawatir, cukup semprotkan saja adonan di permukaan loyang beralas kertas baking. Masukkan adonan ke plastik segitiga khusus atau plastik kiloan biasa, gunting ujung plastik dan semprotkan adonan dengan panjang yang anda inginkan. Untuk rasanya, kue ini sedap, sangat renyah, tidak terlalu manis walau saya akui rasa green teanya kurang nendang. ^_^
Berikut resep dan prosesnya ya.
Resep Kue Kering Lidah Kucing Tiga Rasa (Original, Green Tea dan Coklat)
Resep diadaptasikan dari buku Cake & Cookies, Resep Anti Gagal by Yongki Gunawan - Kue Lidah Kucing
Untuk sekitar 80 buah kue
Tertarik dengan resep kue kering khas Lebaran lainnya? Silahkan klik link di bawah ini:
Kue Kering Sagu Keju
Kue Kering Putri Salju
Nastar Lumer a la Taiwan
Untuk sekitar 80 buah kue
Tertarik dengan resep kue kering khas Lebaran lainnya? Silahkan klik link di bawah ini:
Kue Kering Sagu Keju
Kue Kering Putri Salju
Nastar Lumer a la Taiwan
Bahan I:
- 150 gram mentega Wijsman atau mentega merk lainnya
- 150 gram margarine, saya pakai Blue Band
- 1/4 sendok teh garam
- 175 gram gula bubuk, blender gula pasir hingga halus
- 1/2 sendok teh essens susu (optional)
- 1 sendok teh vanilla extract atau 1/4 sendok teh vanili essens atau vanili bubuk
- 2 butir kuning telur
Bahan II:
- 30 gram susu bubuk full cream, merk apapun
- 250 gram tepung terigu protein rendah
Bahan III:
- 100 ml putih telur (1 butir telur mengandung sekitar 40 ml putih telur)
Bahan lainnya:
- 2 sendok teh green tea bubuk + 2 sendok air panas
- beberapa tetes pasta coklat
Bahan lainnya:
- 2 sendok teh green tea bubuk + 2 sendok air panas
- beberapa tetes pasta coklat
Cara membuat:
Siapkan loyang lidah kucing, olesi dengan margarine dan taburi tepung terigu di permukaannya. Balikkan loyang dan ketukkan hingga kelebihan tepung terbuang. Sisihkan.
Atau anda juga bisa menggunakan loyang datar biasa, alasi loyang dengan kertas baking. Sisihkan.
Panaskan oven, set disuhu 150'C, api atas dan bawah jika anda menggunakan oven listrik. Jika menggunakan oven gas set di api bawah saja. Jika oven anda pendek maka letakkan rak pemanggang di bawah, namun jika oven anda cukup tinggi maka letakkan rak pemanggang di tengah oven. Letakkan selembar loyang kosong di atas rak pemanggang, kue lidah kucing sangat tipis, rapuh dan mudah gosong, karena itu selalu double loyang yang anda gunakan atau letakkan loyang lainnya di dasar oven untuk menahan supaya panas dari bawah oven tidak terlalu kuat mengenai dasar kue. Tips ini juga berlaku jika anda menggunakan otang (oven tangkring).
Siapkan mangkuk, masukkan bahan II, aduk rata.
Siapkan loyang lidah kucing, olesi dengan margarine dan taburi tepung terigu di permukaannya. Balikkan loyang dan ketukkan hingga kelebihan tepung terbuang. Sisihkan.
Atau anda juga bisa menggunakan loyang datar biasa, alasi loyang dengan kertas baking. Sisihkan.
Panaskan oven, set disuhu 150'C, api atas dan bawah jika anda menggunakan oven listrik. Jika menggunakan oven gas set di api bawah saja. Jika oven anda pendek maka letakkan rak pemanggang di bawah, namun jika oven anda cukup tinggi maka letakkan rak pemanggang di tengah oven. Letakkan selembar loyang kosong di atas rak pemanggang, kue lidah kucing sangat tipis, rapuh dan mudah gosong, karena itu selalu double loyang yang anda gunakan atau letakkan loyang lainnya di dasar oven untuk menahan supaya panas dari bawah oven tidak terlalu kuat mengenai dasar kue. Tips ini juga berlaku jika anda menggunakan otang (oven tangkring).
Siapkan mangkuk, masukkan bahan II, aduk rata.
Siapkan mangkuk mikser, masukkan semua bahan I. Kocok dengan kecepatan sedang hingga adonan pucat, mengembang dan lembut. Masukkan bahan II dengan cara diayak langsung diatas adonan, aduk perlahan dengan spatula hingga tercampur rata, jangan over mixing pada tahapan ini karena kue akan menjadi keras.
Adonan yang terbentuk pekat, dan menggumpal. Sisihkan.
Siapkan mangkuk mikser lainnya, masukkan bahan III, kocok dengan speed sedang hingga kaku.
Ambil 1/3 adonan bahan III, masukkan ke adonan tepung, aduk perlahan dengan teknik aduk balik hingga putih telur tercampur bersama adonan. Masukkan sisa putih telur dalam 2 tahapan dan aduk perlahan dengan teknik aduk balik hingga putih telur tercampur seluruhnya dengan adonan.
Siapkan mangkuk mikser lainnya, masukkan bahan III, kocok dengan speed sedang hingga kaku.
Ambil 1/3 adonan bahan III, masukkan ke adonan tepung, aduk perlahan dengan teknik aduk balik hingga putih telur tercampur bersama adonan. Masukkan sisa putih telur dalam 2 tahapan dan aduk perlahan dengan teknik aduk balik hingga putih telur tercampur seluruhnya dengan adonan.
Setelah penambahan kocokan putih telur, adonan yang terbentuk menjadi sedikit lunak. Bagi adonan menjadi 3 bagian jika anda hendak membuat 3 rasa berbeda. Namun jika hanya rasa original saja, maka adonan bisa langsung disemprotkan ke permukaan loyang.
Siapkan mangkuk kecil, masukkan green tea bubuk dan air panas, aduk rata hingga mengental. Tuangkan larutan green tea ke salah satu mangkuk berisi adonan, aduk perlahan hingga tercampur baik.
Tuangkan beberapa tetes pasta coklat di mangkuk berisi adonan lainnya, aduk perlahan hingga rata. Biarkan 1 mangkuk berisi adonan original tanpa warna apapun.
Masukkan masing-masing adonan baik yang sudah diwarnai maupun yang original ke 3 plastik segitiga yang berbeda dengan spuit di ujungnya. Atau tanpa spuit pun tidak apa-apa, berhubung saya hanya memiliki 1 buah spuit maka saya hanya meletakkannya di plastik berisi adonan original.
Jika anda hendak membuat lidah kucing dengan warna berselang seling, maka semprotkan selapis adonan original, diikuti dengan adonan warna coklat dan green tea disebelahnya ke permukaan loyang secara berdempetan. Adonan akan meleber jadi pastikan beri jarak agak jauh antar adonan kue.
Panggang kue hingga kering, sedikit kecoklatan sekitar 15 s/d 20 menit.
Note: waktu memanggang bisa berbeda-beda antar oven, karena beda oven bisa berbeda suhunya. Jangan terpaku dengan waktu yang saya berikan tetapi perhatikan warna kue yang sedang dipanggang. Jika kue terlihat mudah kecoklatan di bagian tepinya sementara di tengah masih berwarna kuning maka suhu oven terlalu panas atau anda perlu mendouble loyang yang digunakan, atau letakkan sehelai loyang di dasar oven yang anda gunakan.
Jika anda hendak membuat lidah kucing dengan warna berselang seling, maka semprotkan selapis adonan original, diikuti dengan adonan warna coklat dan green tea disebelahnya ke permukaan loyang secara berdempetan. Adonan akan meleber jadi pastikan beri jarak agak jauh antar adonan kue.
Panggang kue hingga kering, sedikit kecoklatan sekitar 15 s/d 20 menit.
Note: waktu memanggang bisa berbeda-beda antar oven, karena beda oven bisa berbeda suhunya. Jangan terpaku dengan waktu yang saya berikan tetapi perhatikan warna kue yang sedang dipanggang. Jika kue terlihat mudah kecoklatan di bagian tepinya sementara di tengah masih berwarna kuning maka suhu oven terlalu panas atau anda perlu mendouble loyang yang digunakan, atau letakkan sehelai loyang di dasar oven yang anda gunakan.
Atau anda juga bisa menggunakan cetakan lidah kucing, pastikan loyang sudah diolesi margarine dan taburan tepung agar tidak lengket. Lakukan hal yang sama seperti proses diatas, yaitu selapis adonan coklat, original dan green tea di cekungan cetakan.
Note: kue lidah kucing harus dipanggang dengan optimal, kurang lama dipanggang kue akan melempem dan lembek. Jadi cek sesekali, dan jika kue masih empuk dibagian dasarnya maka panggang kembali kue di oven.
Note: kue lidah kucing harus dipanggang dengan optimal, kurang lama dipanggang kue akan melempem dan lembek. Jadi cek sesekali, dan jika kue masih empuk dibagian dasarnya maka panggang kembali kue di oven.
Versi original |
Ketika baru keluar dari oven dan panas maka kue akan terasa sedikit lembek namun akan mengeras saat telah dingin. Letakkan kue di rak kawat dan biarkan dingin sempurna, jika telah dingin segera masukkan kue ke stoples dan tutup rapat. Super yummy!
Source: http://www.justtryandtaste.com/2015/07/resep-kue-kering-lidah-kucing.html
0 komentar:
Posting Komentar